icon

icon
Selamat Datang Di blog Aku .

Monday 18 June 2012

Rumus Bangun Datar

Rumus Bangun Datar


2010
02.05
  • Rumus Persegi
Luas = Sisi (s)2
Keliling = Sisi (s) x 4
images
  • Rumus Persegi Panjang
Luas = Panjang (p) x Lebar (l)
Keliling = Panjang (p) x 2 + Lebar (l) x 2
009
  • Rumus Segitiga
Luas = ½ x Alas (a) x Tinggi (t)
Panjang sisi miring segitiga siku-siku dicari dengan rumus Phytagoras (A2 + B2 = C2)
003
  • Rumus Jajar Genjang
Luas = Alas (a) x Tinggi (t)
004
  • Rumus Trapesium
Luas = ½ x jumlah sisi sejajar x tinggi (t)
007
  • Rumus Layang-layang
Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
LAYANG
  • Rumus Belah Ketupat
Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
001
  • Rumus Lingkaran
Luas = π (pi) x jari-jari (r)2
000

Cara Mengajar Matematika

Bagaimana Cara Mengajar Matematika Yang Baik???

Bagaimana sech cara mengajar matematika yang baik itu???
Bila pertanyaan ini diajukan pada guru matematika, tentunya akan dijawab berdasarkan pengalaman. Bila pertanyaan itu diajukan pada guru yang bukan matematika, pasti jawabannya juga berdasarkan pengalamannya mengajar bidang lain. Namun bila pertanyaan tersebut diberikan kepada sembarang orang pasti jawabannya berdasarkan pengalaman saat menjadi siswa sekolah dulu.
Hingga saat ini tidak ada literatur dan para ahli yang mengemukakan tentang cara yang efektif dalam mengajar matematika. Cara apapun yang digunakan ada kelebihan dan kelemahannya. Yang saya maksud “cara mengajar” di sini meliputi metode atau teknik mengajar dan pendekatan pembelajaran.
Pertanyaan tentang bagaimana mengajar, dapat diartikan bagaimana sech sebenarnya agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai?? Tujuan pembelajaran tersebut dapat berupa tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjangnya adalah bahwa siswa dapat mengambil nilai-nilai matematika dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah bahwa siswa diharapkan dapat memahami pelajaran matematika dan mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.
Pertama: Gurunya itu sendiri bagaimana???
Apakah guru yang akan mengajarkan matematika itu kompeten, layak, sesuai keahliannya?? Seorang guru matematika dikatakan kompeten bukan hanya teruji dari kemampuannya dalam menguasai materi saja, tapi juga apakah ia mampu menyampaikan materi itu pada siswa?? Syarat minimal seorang guru bisa menyampaikan materi yaitu bisa bicara di depan siswa untuk menyampaikan apa yang dipahaminya. Banyak yang mengerti dan paham tentang matematika, namun sukar untuk bisa menyampaikannya ke orang lain.
Seorang guru yang pemahaman materinya dan penyampainnya bagus pun masih perlu belajar, memperkaya diri dengan banyak membaca, tak berpuas diri dengan kemampuan yang sudah dimiliki, dan tentunya perlu melakukan persiapan sebelum pembelajaran. Sehebat apapun seorang guru, bila mengajarnya tidak dipersiapkan, saya pesimis tujuan pembelajaran itu akan tercapai.
Kedua: Siswanya itu bagaimana??
Yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yang akan mengajar matematika adalah bahwa siswa yang belajar matematika itu kemampuannya beragam. Ada yang cepat menangkap pelajaran, ada yang biasa saja, dan ada yang kurang cepat. Mereka semua, pastinya ingin bisa matematika yang mereka pelajari.
Seringkali yang terjadi, guru menerangkan dengan tempo yang sangat cepat, sesuai kecepatannya dalam memahami materi, kurang memperhatikan apakah siswanya dapat mengikutinya atau tidak. Guru menerangkan seenaknya saja. Tindakan seperti ini, kemungkinan besar hanya bisa diikuti oleh sebagian kecil siswa saja, hanya yang pandai saja. Sedangkan sebagian siswa yang lain, akan merasa terseret-seret, tak sanggup mengejar kecepatan guru dalam menerangkan. Sehingga guru harus mempunyai jiwa kesabaran, ketabahan, rasa kasih sayang dan empati pada siswa. Ingat, siswa juga manusia yang perlu diperlakukan secara manusiawi, perlu dihargai. Bagaimanapun kemampuan mereka.
Oleh karena itu saya mengajak pada bapak/ ibu guru atau siapapun pengajar matematika ataupun para calon pengajar matematika untuk memposisikan diri kita pada posisi siswa. Bayangkan bila Anda tak mengerti akan sesuatu, padahal Anda ingin sekali mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang sesuatu itu, karena Anda ingin bisa. Bayangkan pula, bagaimana perasaan Anda, bila yang menjelaskannya sangat cepat, kurang memperhatikan Anda, tak mempedulikan Anda bisa mengerti atau tidak. Pastinya, sakit rasanya, pedih hati Anda dibuatnya, saya jamin Anda pasti merasa sengsara, Anda akan merasakan yang namanya penderitaan batin. Rasanya, tak bisa dibayangkan, sengsara seumur-umur. Anda akan merasa bodoh, minder, takut, dan sebagainya. Nah, siswa juga SAMA seperti Anda yang butuh mengerti sesuatu (dalam hal ini Matematika).
Oh iya, banyak juga guru yang hanya memperhatikan siswa-siswanya yang pandai saja. Siswa yang pandai dijadikan tolak ukur apakah yang ia sampaikan itu dapat diikuti atau tidak. Guru semacam ini asyik menjelaskan, asyik menyampaikan materi. Untuk mengecek apakah siswanya mengerti atau tidak, ia hanya mengecek pada siswa yang pandai saja. Akibatnya, banyak siswa lain tak dapat mengikuti pembelajaran, siswa lain tak mengerti materi yang mereka pelajari.
Ketiga: Sarana dan prasarana pembelajarannya bagaimana??
Hal ini pun sedikit banyaknya berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran. Yang saya maksud sarana dan prasarana di sini bisa meliputi: kelayakan tempat belajar (ruang kelas, ada-tidaknya laboratorium, dsb), ketersediaan alat-alat belajar (papan tulis, buku text, dsb), ketersediaannya media pembelajaran, dsb.

SK dan KD

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Posted by Enggar on 14th August and posted in Pendidikan, Perangkat Pembelajaran
Melanjutkan bahasan dari buku standar isi:
Arah Pengembangan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.
Yup, saya beneran lieur. Tapi mau tidak mau ini harus dipelajari. Jadi, saya bertanya dengan para senior yang ada di sekolah. Dan kira-kira seperti inilah pemahaman saya. Tolong dikoreksi kalau salah ya.
catatan: SK tidak boleh diubah (sesuai kurikulum). Namun boleh ditambah kalau tidak ada. Penulisannya pun disesuaikan dengan peraturan yang ada (kalau tidak salah ada lembar penggunaan kalimat operasional yang berupa kata kerja untuk pembuatan SK dan KD)
Standar Kompetensi (SK) adalah tujuan pembelajaran secara umum. Misalkan, semester ini saya ingin mengajarkan Corel Draw sebagai program perangkat lunak pengolah grafis. Apa yang saya harapkan dari siswa setelah mereka mempelajari program pengolah grafis ini? Tentu harapannya adalah agar siswa dapat menggunakan program Corel ini. Maka, Standar Kompetensi nya adalah: Menggunakan perangkat lunak pengolah grafis.
Selanjutnya, Kompetensi Dasar(KD). Kompetensi dasar ini berupa penjabaran dari standar kompetensi.
Contoh: Untuk dapat menggunakan program Corel Draw apa yang ingin Anda berikan kepada siswa terlebih dahulu? Menjelaskan aplikasi lain untuk program grafis? Perbedaan program grafis berbasis bitmap dan vektor? Contoh grafis berbasis vektor dan bitmap? Nah, kesemuanya dapat Anda rangkum di dalam kompetensi dasar. Jadi, kompetensi dasar nya adalah Mengenal Corel Draw sebagai program pengolah grafis. Sedangkan urutan materi yang ingin diberikan tadi dapat dimasukkan dalam kolom materi pokok.
Berikutnya, Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa bersama guru di kelas. Bisa berupa demonstrasi, tanya jawab, diskusi, game, praktikum, dll.
Indikator , mengacu kepada materi pokok. Kalau materi pokoknya adalah pengertian grafis berbasis vektor dan bitmap, maka indikatornya adalah: mampu menjelaskan pengertian grafis berbasis vektor dan bitmap. dstnya.
Penilaian: bisa tes lisan, tertulis, kinerja saat praktikum, hasil karya (portofolio).
Alokasi waktu: waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pembelajaran pada setiap KD.
Sumber/Bahan ajar/Alat: Buku paket, modul (halaman berapa), dll.
Ppfuuh, melihat ini saya langsung memeriksa silabus yang sudah saya buat sebelumnya. Arghh, kayanya musti diulang nih. Dan akhirnya, satu hari ini saya coba selesaikan silabus yang sudah saya buat sebelumnya dengan susah payah. Dan contoh di atas adalah salah satunya. Saya memang harus lebih banyak belajar. Terima kasih ya teman-teman yang sudah sangat berbaik hati mengajarkan saya :) . Jika ada masukan, kritik ataupun saran sehubungan dengan pembuatan silabus ini jangan segan-segan mengirimkannya ya.
Jika ada yang berminat mengunduh hasil pembuatan silabus ini akan saya letakkan di halaman file di blog yang sama. Tunggu ya

KDM

Guru (tenaga pendidik) yang efektif adalah mereka yang berhasil membawa peserta didik mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam pendidikan. Keberhasilan pembelajaran yang efektif memuat dua tolok ukur yakni tercapainya tujuan dan hasil pembelajaran. Untuk mencapai tingkat efektifitas pembelajaran, Gadik harus menguasai berbagai ketrampilan dasar pembelajaran yang meliputi ketrampilan membuka dan menutup proses pembelajaran, ketrampilan menjelaskan, ketrampilan bertanya, ketrampilan menggunakan variasi, ketrampilan memberi penguatan, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, ketrampilan mengelola kelas dan ketrampilan membimbing diskusi kecil.
Untuk dapat menguasai berbagai ketrampilan dasar pengajaran dan pembelajaran tersebut maka Gadik perlu berlatih satu demi satu ketrampilan tersebut agar mendalami makna dan strategi penggu-naannya
pada proses pembelajaran. Ketrampilan dasar mengajar dapat diperoleh melalui pembelajaran mikro atau micro teaching. Oleh karena itu pembelajaran mikro  sangat diperlukan dalam bentuk peer teaching dengan harapan agar para gadik dapat sekaligus menjadi observer temannya sesama gadik, dengan harapan masing-masing gadik dapat saling memberikan koreksi dan masukan untuk memperbaiki kekurangan penguasaan ketram-pilan dasar dalam mengajar.

Pengajaran mikro telah dipraktikkan secara meluas dalam  latihan keguruan di seluruh dunia sejak diperkenalkan di Stanford University oleh Dwight W. Allen, Robert Bush dan Kim Romney pada tahun 1950-an. Untuk dapat memahami micro teaching atau pembelajaran mikro bagi calon gadik, dikemukakan beberapa asumsi dasar yaitu:
1.  Pada umumnya guru tidak dilahirkan tetapi dibentuk terlebih dahulu.
2.  Keberhasilan seseorang menguasai hal-hal yang lebih kompleks ditentukan oleh keberhasilannya menguasai hal-hal yang lebih sederhana sifatnya. Dengan terlebih dahulu menguasai berbagai ketrampilan dasar mengajar, maka akan dapat dilaksanakan kegiatan mengajar secara keseluruhan yang bersifat kompleks.
3.  Dengan menyederhanakan situasi latihan maka perhatian dapat dilakukan sepenuhnya kepada pembinaan ketrampilan tertentu yang merupakan komponen kegiatan mengajar.
4.  Dalam latihan-latihan yang sangat terbatas, calon guru lebih mudah mengontrol tingkah lakunya jika dibandingkan dengan mengajar secara global yang bersifat kompleks.
5.  Dengan penyederhanaan situasi latihan, diharapkan akan memudahkan observasi yang lebih sistematis, obyektif serta pencatatan yang lebih teliti. Hasil dari observasi ini diharapkan dapat digunakan sebagi balikan calon guru tentang kekurangan yang dilakukan dan segera diketahui yang selanjutnya akan diperbaiki pada kesempatan latihan berikutnya.

Merujuk pada beberapa asumsi dasar pengajaran mikro dapat dikemukakan beberapa pengertian pengajaran mikro sebagai berikut:

1. Pengajaran mikro dirumuskan sebagai pengajaran dalam skala kecil atau mikro yang dirancang untuk mengembangkan ketrampilan baru dan memperbaiki ketrampilan yang lama.
2.  Pengajaran mikro adalah meto-de latihan yang dirancang sedemikian rupa dengan jalan mengisolasi bagian-bagian komponen dari proses pengajaran sehingga calon gadik dapat menguasai ketrampilan satu per satu dalam situasi mengajar yang disederhanakan.
3.  Micro teaching is effective method of learning to teach, oleh sebab itu micro teaching sama dengan teaching to teach dan atau learning to teach.
4.  Mengikut Micheel J Wallace pengajaran mikro merupakan pengajaran yang disederhana-kan. Situasi pengajaran telah dikurangi lingkupnya, tugas guru dipermudah, mata pelajaran dipendekkan dan jumlah peserta didik dikecilkan.

Berpijak pada asumsi dasar dan pengertian pengajaran mikro tersebut, maka dapat disampaikan beberapa ciri pengajaran mikro:

1.  Mikro dalam pengajaran mikro berarti pada skala kecil. Skala kecil berkaitan dengan ruang lingkup materi pelajaran, waktu, siswanya dan ketrampilannya.
2.  Mikro dalam pengajaran dimak-nai sebagai bagian dari ketram-pilan mengajar yang kompleks akan dipelajari lebih mendal
am dan teliti bagian demi bagian.
3.  Pengajaran mikro adalah pengajaran yang sebenarnya. Calon gadik harus membuat persiapan pembelajaran, rencana pem-belajaran, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat, mengelola kelas dan menyiapkan perangkat pembelajaran lainnya yang dapat mendukung proses belajar dan mengajar (PBM).
4.  Pengajaran mikro pada hakekatnya adalah belajar yang sebenarnya. Ditinjau dari praktikan, calon gadik akan belajar bagaimana melakukan pembelajaran sedangkan teman yang jadi siswa akan dapat merasakan bagaimana gaya mengajar temannya dirasakan tepat dan tidaknya strategi pembelajaran yang dibuat.
5.  Pengajaran mikro bukanlah simulasi. Dalam situasi menga-jar teman sejawat, mereka tidak diperlakukan sebagaimana siswa didik akan tetapi mereka tetap menjadi teman yang sebenarnya dengan kedudukan sebagai siswa. Hal ini untuk menghindari perilaku teman sejawat yang dibuat-buat yang mengakibatkan tidak terkondisikan proses pembelajaran antar teman sejawat.
6.  Pengajaran diharapkan dapat direkam sehingga hasil rekaman tersebut dapat dijadikan bahan diskusi antar teman untuk dikoreksi dan diberikan masukan guna perbaikan atas kekurangan praktikan gadik.

Pengajaran mikro bertujuan membekali gadik beberapa ketrampilan dasar mengajar dan pembelajaran. Bagi calon gadik metode ini akan memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah ketrampilan dasar mengajar secara terpisah. Sedangkan bagi calon gadik dapat mengembangkan ketrampilan dasar mengajarnya sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai gadik. Memberikan kemungkinan calon gadik untuk mendapatkan bermacam ketrampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana menerapkan dalam program pembelajaran.

Bagi supervisor calon gadik, metode ini akan memberikan penyegaran dalam program pendidikan. Gadik mendapatkan pengalaman mengajar pada calon gadik yang bersifat individual demi perkembangan profesi.

Ketrampilan dasar mengajar.

Sebagai gadik, penguasaan ketrampilan dasar mengajar menjadi salah satu persyaratan utama dalam proses pembelajaran disamping persyaratan yang lain. Ketrampilan dasar yang akan dipelajari adalah:

1.    Ketrampilan membuka dan menutup pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan kegiatan gadik dalam mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pembela-jaran yang meliputi; kondisi menciptakan suasana siap mental peserta didik, menciptakan suasana komunikatif antara gadik dengan peserta didik, menimbulkan perhatian peserta didik kepada apa yang akan dipelajari dalam hal ini dapat diawali dari situasi keseharian peserta didik sampai pada materi yang akan dipelajari. Menutup pelajaran merupakan kegiatan gadik mengakhiri kegiatan inti penga-jaran. Dalam mengakhiri pelajaran ini, kegiatan yang dilakukan adalah memberikan gambaran menyeluruh semua materi yang telah dipelajari, mengetahui tingkat penyerapan siswa terhadap materi dan mengetahui tingkat keberhasilan gadik dalam proses belajar mengajar.
2.    Ketrampilan menjelaskan di-maknai sebagai ketrampilan gadik menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan dapat menunjukkan hubu-ngan antar materi yang telah dikumpulkan dan dikuasai serta disiapkan untuk disajikan. Selain dari itu penekanan memberikan pen-jelasan merupakan proses penalaran peserta didik dan bukan indoktrinasi.
3.    Ketrampilan bertanya adalah ucapan gadik secara verbal yang meminta respon dari peserta didik. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimba-ngan. Dengan demikian bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir peserta didik.
4.    Ketrampilan menggunakan va-riasi diartikan sebagai perbuatan gadik dalam konteks proses bela-jar mengajar yang be
rtujuan menga-tasi kebosanan peserta didik sehing-ga dalam proses belajar mengajar, peserta didik senantiasa menunjuk-kan ketekunan, keantusiasan serta berperan serta secara aktif.
5.    Ketrampilan memberi pengua-tan merupakan tingkah laku gadik dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu peserta didik yang memungkinkan tingkah laku tersebut terulang kembali.
6.    Ketrampilan mengajar kelom-pok kecil dan perorangan diartikan sebagai tindakan gadik dalam konteks proses belajar mengajar yang hanya melayani 3 – 8 orang peserta.
7.    Ketrampilan mengelola kelas merupakan ketrampilan gadik men-ciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengem-balikannya ke kondisi optimal jika terjadi yang dimungkinkan dapat mengganggu kegiatan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun mela-kukan kegiatan remedial.
8.    Ketrampilan membimbing dis-kusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.

Skenario Pengajaran Mikro

Skenario pengajaran mikro dibuat dan dirancang langkah demi langkah. Hal ini agar dapat menjadi rambu-rambu dalam pelaksanaannya untuk menghindari dan mengantisipasi hal-hal yang dapat mengganggu jalannya pengajaran mikro. Secara garis besar skenario kegiatan pengajaran mikro dapat dikelompokkan dalam tiga tahapan yaitu:

1.   Tahap pertama (tahap kognitif).
Tahap pertama diharapkan praktikan sudah terbimbing memahami dan mendalami serta gambaran secara umum konsep dan makna ketrampilan dasar mengajar dalam proses belajar mengajar, menggunakan secara tepat, mensinergikan ketrampilan satu dan lainnya serta ketepatan kapan dan dalam kondisi yang bagaimana ketrampilan satu dan lainnya digunakan. Selain dari itu diharapkan praktikan dapat mensinergikan pengeta-huan mereka untuk digunakan pada realita pengajaran yang dipadukan dengan ketrampilan dasar mengajar.

2.   Tahap kedua ini diharapkan praktikan secara nyata mempraktekan ketrampilan dasar mengajar secara berulang, dengan harapan jika praktikan sudah berulang kali melakukan praktek akan mengetahui kekurangannya pada ketrampilan yang mereka belajar untuk dikuasai dan terampil menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Pada tahapan ini praktikan sudah dapat mempersiapkan perangkat pembelajaran mulai dari RPP, media yang akan digunakan dan segala sesuatu yang dipersyaratkan bagi guru/gadik yang profesional di masa mendatang.
3.    Tahap ketiga (tahap balikan).
Tahap ketiga ini merupakan kilas balik praktikan dengan mem-pelajari hasil dari observasi teman sejawat yang akan memberikan informasi setelah melihat secara langsung pelaksanaan kegiatan mengajar praktikan. Para rekan sejawat akan memberikan penilaian berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan praktikan yang selanjutnya akan didiskusikan dan sebagai bahan untuk memperbaiki kinerja sebagai gadik yang profesional.

KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR

KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR Oleh : HAMID DARMADI



KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR DITANDAI DENGAN :
1.    KEMAMPUAN AKADEMIS DAN
2.    KEMAMPUAN NON AKADEMIS

KEMAMPUAN AKADEMIS TERDIRI DARI
1.    MEMILIKI SERTIFIKASI MENGAJAR
2.    MENGUASAI MATERI PEMBELAJARAN
3.    MENGG/MENGEMB. METODOLOGI, MEDIA & SUMBER BELAJAR
4.    AHLI MENYUSUN PROGRAM
5.    MENILAI/MENGEVALUASI PEMBELAJARAN
6.    MAMPU MEMBERDAYAKAN SISWA
7.    KESESUAIAN DISIPLIN ILMU YANG DIMILIKI DENGAN TUGAS
8.    MEMILIKI PENGALAMAN MENGAJAR
9.    MENGIKUTI TRAINING,WORK SHOP,PELATIHAN,PENATARAN DLL.
10. INOVATIF DAN PRO AKTIF
11. SENANG MENCARI INFORMASI BARU
12. SENANG MEMBACA DAN MENAMABAH PENGETAHUAN

KEMAMPUAN NON AKADEMIS
1.    MENGUASAI PARADIGMA BARU PENDIDIKAN
2.    TIDAK BUTA TEKNOLOGI
3.    MEMILIKI PERSIAPAN MENGAJAR TERTULIS
4.    MEMILIKI PERSIAPAN MENGAJAR TIDAK TERTULIS
5.    MEMILIKI KEMATANGAN EMOSI
6.    DAPAT BERKOMUNIKASI DENGAN BAIK
7.    CERIA, GEMAR MEMBANTU SESAMA
8.    BERSIKAP TOLERANSI
9.    BERSIKAP SEDERHANA
10. TIDAK SOMBONG
11. MEMILIKI IMAN & TAQWA SEIMBANG DUNIA & AKHIRAT

CIRI-CIRI GIRU YANG MEMILIKI KDM (Thomas 1997) :
1.    Mampu Menciptakan Interpersonal, Dalam Bentuk  Emphaty, Pengharga-an dan Ketulusan  Kepada Siswa
2.    Memiliki Hubungan Baik dengan Siswa
3.    Menerima, Mengakui dan Memperhatikan Siswa Secara Tulus
4.    Menunjukkan Minat dan Antosias yang tinggi dalam mengajar
5.    Menciptakan kerjasama Yang harmonis dalam kelompok.
6.    Melibatkan siswa dalam  mengorganisasikan dan  merencanakan kegiat- an pembelajaran
7.    Mendengarkan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berbicara/ Mengemukakan pendapat
8.    Meminimalkan friksi-friksi di kelas.

GURU YANG SUKSES MENGAJAR (Bell 1993:37) :
1.    Memiliki POWER WITH  yaitu guru yang senantiasa dapat bekerjasama dengan siswa (kolaboratif). Guru model ini senang memotivasi dan memimbing siswa untuk mencapai  tujuan pembelajar-an tanpa pamrih.
2.    Memiliki POWER FOR yaitu guru yang selalu  berpikir untuk kepentingan proses belajar-mengajar (rela berkorban)

GURU YANG GAGAL MENGAJAR (Bell 1993:37) :
1.    Guru yang POWER ON yaitu guru yang selalu menganggap dirinya lebih pandai dan tahu segala-galanya. Guru jenis ini tidak bersedia disalahkan, melainkan ia selalu menganggap dirinya benar dan selalu ingin berada distas kapan dan dimana saja.
2.    Guru yang POWER OFF yaitu guru yang tidak mau ambil peduli dengan kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran.

GURU YANG PROFESIONAL  MEMILIKI :
1.    Kemampuan profesional  (profesional capacity)
2.    Upaya profesional (profesional Effort)
3.    Waktu yang disediakan untuk kegiatan profesional (time devotion)
4.    Imbalan atas hasil kerjanya (profesional rent)

KRITERIA PROFESI KDM :  (Hasan Walinono 1985:5)  :
1.       Mengembangkan kepribadian
2.       Menguasai landasan kependidikan
3.       Menguasai Materi/bahan pelajaran
4.       Menyusun program pengajaran
5.       Melaksanakan program pengajaran
6.       Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang   telah  dilaksanakan
7.       Menyelenggarakan program bimbingan
8.       Menyelenggarakan administrasi pendidikan
9.       Berintegrasi/berinteraksi dengan   teman  sejawat/kalangan pendidikan dan masyarakat.
10.    Menyelenggarakan  penelitian  sederhana  untuk   keperluan pengajaran.

KDM dijabarkan dalam bentuk  konkrit. :
1.       PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN : (1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2)  Berjiwa Pancasila, (3) Menghargai seni budaya sendiri, (4) Disiplin, (5) Kreatif dan inisiatif  (6) Memiliki gagasan yang baik, (7) Rendah hati dan terbuka, (8) Memiliki cinta kasih yang tinggi (9) Tidak mudah putus asa, 10)Proaktif mencari IPTEK, 11)Inovatif.
2.       MENGUASAI LANDASAN KEPENDIDIKAN : (1) Mengenal tujuan pendidikan pada satuan pendidikan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, (2) Mengenal prinsip-prinsip pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, (3) Mengenal fungsi satuan pendidikan dalam masyarakat.
3.        MENGUASAI MATERI PELAJARAN : (1) Menguasai bahan pelajaran kurikulum satuan pelajaran yang bersangkutan, (2) Menguasai bahan pengayaan, (3) Menguasai sumber lingkungan yang dimanfaatkan sebagai bahan pengajaran.
4.       MENYUSUN PROGRAM PENGAJARAN (1) Menetapkan tujuan pengajaran, (2) Memilih dan pengembangkan bahan pengajaran, (3) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai, (4) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.
5.       MELAKSANAKAN PROGRAM PENGAJARAN : (1) Menciptakan iklim  belajar mengajar yang tepat, (2) Mengatur lingkungan ruang belajar, (3) Mengelola interaksi belajar mengajar.
6.       MENILAI HASIL PROSES PEMBELAJARAN  yang telah dilaksanakan : (1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran, (2) Menilai hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
7.       MENYELENGGARAKAN PROGRAM BIMBINGAN : (1) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar, (2)Membimbing siswa yang berkelainan dan berbakat khusus, (3)Membina wawasan siswa untuk menghargai berbagai pekerjaan di masyarakat.
8.       MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN : (1) Mengenal administrasi kegiatan pendidikan, (2) Melaksanakan kegiatan administrasi kegiatan pendidikan. Kesembilan, berintegrasi/berinteraksi dengan teman sejawat/kalangan pendidik dan masyarakat, (2) Berinteraksi dengan masyarakat dalam rangka menunaikan misi pendidikan.
9.       BERINTERAKSI/BERKOMUNIKASI : 1)Dengan Teman Sejawat/Kolega, 2)Dengan Kalangan Pendidik, 3)Dengan Pemuka/Tokoh Masyarakat, 4)Dengan Atasan Institusi, 5)Dengan Pejabat Pemerintah.
10.    MELAKUKAN PENELITIAN : 1)Melakukan Penelitian di lingkungan sendiri/sekolah, 2)Melakukan Penelitian Ke Luar lingkungan, 3)Menulis Buku Ajar, 3)Menulis Artikel, 4)Menulis di Mass Media, 5)Menulis Makalah, 6)Menyajikan/Nara Sumber Seminar, dll





KDM PERLU MEMAHAMIKODE ETIK GURU INDONESIA” :
1.    BERBAKTI MEMBIMBING ANAK DIDIK SEUTUHNYA untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
a.    Guru menghormati hak individu, Agama dan keperccayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dari anak didiknya masing-masing.
b.    Guru menghormati dan membimbing kepribadian anak didiknya.
c.    Guru menyadari bahwa Intelegensi, Moral dan jasmani adalah tujuan utama pendidikan.
d.    Guru melatih anak didik memecahkan masalah-masalah dan membina daya kreasinya agar dapat menunjang masyarakat yang sedang membangun.
e.    Guru  membantu  sekolah  didalam  usaha menanamkan           pengetahuan keterampilan kepada anak didik.
f.     Guru  memiliki   kejuruan   profesional  dalam  menerapkan    Kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing
g.    Menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan anak didik masing-maasing.
h.    Guru hendaknya fleksibeldidalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didiknya masing-masing.
i.      Guru memberi pelajaran di dalam dan luar sekolah berdasarkan kurikulum dan berlaku secara baik tanpa membeda-bedakan jenis dan posisi sosial orang tua muridnya.
2.       MENGADAKAN KOMUNIKASI,  terutama  dalam  memperoleh informasi,  tentang  anak didik  tetapi menghindarkan diri segala bentuk penyalahgunaan.
a.    Komunikasi guru dan anak didik di dalam dan luar sekolah dilandaskan pada rasa kasih sayang.
b.    Untuk berhasilnya pendidikan, guru harus mengetahui kepribadian anak dan latar belakang or tuanya.
c.    Komunikasi hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan 
      pendidikan anak-anak didik.
3.    MENCIPTAKAN SUASANA MENYENANGKAN/KONDUSIF  sekolah dan memelihara  hubungan dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga anak didik betah berada dan belajar di sekolah
b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua sehingga dapat terjalin pertukaran informasi timbal balik untuk kepentingan anak didik.
c.  Guru senantiasa menerima dengan dada  lapang setiap kritik membangun yang disampaikan orang tua murid/masyarakat terhadap kehidupan sekolahnya.
d. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya di dalam berbagai aktivitas.
e. Guru mengusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik-baiknya antara sekolah, orang tua murid, dan masyarakat bagi kesempatan usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bedrsamaantara pemerintah, orang tua murid dan masyarakat.
4.    MEMELIHARA HUBUNGAN BAIK DENGAN MASYARAKAT di sekitar   sekolahnya  maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
a.    Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan.
b.    Guru menyebarkan dan turut merumuskan program pendidikan kepada dan dengan masyarakat sekitarnya, sehingga sekolah tersebut berfungsi sebagai puasat pembinaan dan pengembangan kebudayaan di tempat itu.
c.    Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai pembaharu bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya.
5.       SECARA SENDIRI/BERSAMA MENINGKATKAN MUTU PROFESI :
a.    Guru melanjutkan studinya dengan :
1.    Membaca buku-buku
2.    mengikuti workshop/seminar, konfrensi dan pertemuanpertemuan pendidikan dan keilmuan lainnya.
3.    Mengikuti penataran
4.    Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian.
5.    Guru selalu berbicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya.
6.    Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama  guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam   hubungan keseluruhan.
7.    Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling menasehati dan membentu satu sama lain, baik dalam hubungan pribadi maupun dalam penunaian tugas profesi.
8.    Guru tidak melaksanakan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru, baik secara pribadi maupun secara keseluruhan.
9.    Guru  secara bersama-sama memelihara, membina dan  meningkat-kan organisasi guru profesional sebagai  sarana pengabdiannya.
10. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang bermaksud membina frofesi dan pendidikan pada umumnya.
11. Guru senantiasa berusaha menciptakan persatuan diantara sesama pengabdi pendidikan.
12. Guru senantiasa berusaha membantu menyebarkan kebijaksanaan dan program pemerintah dalam bidang pendidikan kepada orang tua murid dan masyarakat sekitarnya.
13. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan di lingkungan atau di daerahnya sebaik-baiknya  individu maupun untuk kelompok.
 
GURU SEBAGAI PENDIDIK :
1.    wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak didik yang ada, dengan jalan : observasi, wawancara, pergaulan, angket dan sebagainya.
2.    wajib berusaha menolong anak didik dalam perkembangannya. agar pembawaan buruk tidak berkembang dan sebaliknya pembawaan baik terus berkembang dengan subur mendekati puncak kemungkinannya, dengan menyiapkan lingkuan yang di perlukan.
3.    wajib menyajikan jalan yang terbaik dan menunjukkan arah perkembang-an yang tepat. Pendidikan sebagai orang yang berpenga-laman mampu melaksakan hal ini berhubungan ia sudah mengalami liku-likunya jalan dan mengetahui sesatnya jalan yang menimbulkan tidak tercapainya tujuan yang diinginkan. Cabang pekerjaan yang telah di pilihnya sebagai pendidik tidak saja di pandang sebagai sumber nafkah melainkan juga sebagai tempat tempat pengabdian kepada Nusa,bangsa dan Tuhan.
4.    wajib setiap waktu mengadakan evaluasi untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik dalam usaha mencapai tujuan pendidikan sudah berjalan seperti yang diharapkan.
5.    Ia wajip memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada anak didik pada waktu mereka menghadapi kesulitan denan cara yang sesuai dengan kemampuan anak didik dan tujuan yang akan dicapai.
6.    Dalam menjalankan tugasnya, pendidik wajib selalu ingat bahwa anak sendirilah yang berkembang berdasarkan bakat yang ada padanya, namun mengembangkan bakat yang tidak ada padanya. Ia hanya dapat mempengaruhi situasi, agar anak agar anak dalam situasi yang baik dapat berkembangan dengan lebih cepat tidak sesat dan tidak membahayakan kelangsungan perkembangannya. Itulah yang dimaksud oleh Ki Hajar Dewantara bahwa mendidik adalah tutwuri handayani. Artinya :Tutwuri atau mengikuti anak berkembang sendiri dengan jalan sendiri dan andayani atau mempengaruhi agar perkembangan jalan lebih pesa, apabila ada bahaya yang menimpa dapat diakhirinya.
7.    Pendidikan senatiasa mengadakan penilaian atas diri sendiri untuk mengetahui apakah ada hal-hal tertentu dalam diri pribadinya yang harus mendapatkan perbaikan. Satu prinsip penting untuk melaksanakan pendidikan adalah bahwa pendidik harus sudah memeliki norma-norma yang ingin di serahkan kepada anak didik. hal ini sudah dibahas  dalam bab v tentang kewibawaan dan tanggung jawab pendidik, karenanya tidak akan di ulangi lagi disini. yang perlukan di tegaskan di sini adalah pendidik mutlak harus memiliki norma-norma yang akan dipindahkan, termasuk menguasai isi atau bahan pendidikan yang akan disampaikan kepada anak didik agar dengan demikian kewibawaan yang dipersyaratkan dalam kegitan pendidikan dapat diwujudkan.
8.    Memilih metode atau teknik penyajian yang tidak saja di sesuaikan dengan bahan atau isi pendidikan yang akan disampaikan tetapi juga disesuaikan dengan kondisi anak didiknya. Hanya bila di lakukan pemilihn metode atau teknik penyajian dengan cara yang demikian, kegiatan pendidikan yang dijalankan akan menjadi pengalaman yang disenanngi oleh anak didik dan ini merupakan landasan untuk keberhasilan usaha pendidikan tersebut. Oleh karena anak didik berbeda-beda sifatnya maka akibatnya penggunaan yang hanya satu macam seperti metode ceramah saja, sudah jelas dari sudut pertimbangan ini adalah tidak memadai dan karena itu bila dilaksanakan juga tidak akan memberi manfaat  banyak di dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Anak Didik
Yang dimaksud dengan anak didik disini adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan bibingan dan pertolongan dari orang lain yang sudah dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai mahluk Tuhan, sebagai suatu pribadi atau individu sendiri. 

ISI KURIKULUM (core curriculum content) :
1.    Isi kurikulum yang berkaitan dengan KDM (Basic Teacing skils) seperti kemampuan membaca (menyerap informasi melalui bahan bacaan secara tepat), berhitung (berlatih untuk memahami logika angka dan ruang), menulis (menuangkan gagasan melalui tulisan atau lisan), mendengar dan menyimak (menyerap informasi melalui pengamatan dan pendengar-an), sertra mengenal permasalahan lingkungan agar dapat berlatih untuk memecahkan masalahnya.
2.    Isi kurikulum yang berkaitan dengan substansi belajar (basic leaning contents) seperti pengetahuan, wawasan, nilai, sikap, dan keterampilan.  Konten pelajaran tidak perlu harus disampaikan  melalui kuliah atau ceramah karena perolehan pengetahuan bisa dilakukan melalui kegiatan membaca buku-buku pelajaran, manual, pengumuman, berita, serta pengamatan masalah di lapangan serta melalui mess media. Informasi yang diperoleh peserta didik selanjutnya ditelaah (reviewed) dan dijelaskan dengan konsep ilmu pengetahuan bersama guru dalam diskusi di kelas.

KRITERIA UKURAN KEBERHASILAN MENGAJAR :
1.       Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum;
2.       Keterlaksanaan mengajar oleh guru;
3.       Keterlaksanaan belajar  oleh siswa;
4.       Motivasi belajar;
5.       Aktivitas Siswa dalam kegiatan belajar;
6.       Interaksi guru siswa;
7.       Kemampuan/keterampilan guru mengajar;
8.       Prestasi belajar yang di capai oleh siswa;

SYARAT-SYARAT KEMAMPUAN GURU  Antara lain :
1.       Pengetahuan  (knowledge) di bidang tertentu terutama di bidang keguruan dan pendidikan baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.
2.       Keterampilan (Skill) di bidang keguruan sehingga mampu memimpin /menguasai kelasnya secara efektif
3.       Kemampuan Menilai/mengevaaluasi (Evaluation)  sehingga gurau mampu menilai/mengevaluasi sejauh mana materi pellajaran telah disampaikan dan sejauh mana siswa mampu menguasai materi pelajaran itu.

SYARAT-SYARAT KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR PROFESIONAL  :
1.       Persyaratan Fisik, yaitu  kesehatan jasmani  yang artinya seorang guru  harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular yang membahayakan
2.       Persyaratan Psykis, yaitu sehat rohani yang artinya  tidak mengalami gangguan jiwa.
3.       Perssyaratan Mental, yaitu  memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi kependidikan, pengabdian serta memiliki dedikasi  yang tinggi pada tugas dan jabatannya
4.       Persyaratan Moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap susila yang btinggi
5.       Persyaratan  Intelektual, yaitu pengetaahuan dan keterampilan yang tinggi  yang diperoleh dari lembaga pendidikan  tenaga kependidikan  yang memberikan bekal guna menunaikan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik.

KARAKTERISTIK KEMAMPUAN GURU  :
a.    Memiliki Tanggung Jawab, antara lain :
1)      Tanggung Jawab Moral, yaitu setiap guru harus memiliki  kemampuan  menghayati perilaku dan etika yang sesuai  dengan moral Pancasaila dan mengamalakaannya dalam kehidupan sehari-hari. 
2)       Tanggung jawab Pendidikan di Sekolah, yaitu setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, mampu membuat Satuan Pelajaran (SP), mampu memahami kurikulum, dan mampu mengajar di kelas.
3)      Tanggung jawab Kemasyarakatan, yaitu turut serta menyukseskan pembangunan dalam masayarakat, yaaitu guru mampu membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat.
4)      Tanggung Jawab Ke-Ilmuan, yaitu guru selaku ilmuan bertanggungjawab dan turut serta  memajukan ilmu yang menjadi spesialisasinya, dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.

b.     FUNGSI DAN PERAN GURU  :
1)      Guru  Sebagai Pendidik dan Pengajar, harus memiliki kestabilan emosional, bersikap realistis, jujur dan terbuka, peka terhadap perkembangan, terutama tentang inovasi pendidikan.
2)      Guru Sebagai  Anggota Masyarakat, harus pandai bergaul dengan masayarakat. Untuk itu guru harus menguasai Psikologi Sosial, Keterampilan menyelesaaikan tugas bersama dalam kelompok.
3)      Guru Sebagai Pemimpin, Guru  harus memilki kepribadian, menguasai Ilmu Kepemimpinan, Teknik Komunikasi, dan menguasai  berbagai aspek kegiatan organisasi yang ada di sekolah.
4)      Guru Sebagai Pelaksana Administrasi, Berhubungan dengan Administrasi yang harus di kerjakan di sekolah. Untuk itu tenaga kependidikan harus memiliki kepribadian , jujur, teliti, rajin, menyimpan arsip dan administrasi lainnya.
5)      Guru Sebagai Pengelola  Kegiatan Belajar Mengajar, Harus menguasai berbagai metode mengajar dan harus menguasai situasi belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas.

KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR PRIBADI GURU:
1.    Kemantapan dan integrasi Pribadi. Seorang guru dituntut  dapat bekerja secara teratur, konsisten, dan kreatif dalam menyelesaikan pekerjaannya sebagai guru.  Oemar Hamaalik (19982:18) mengatakan bahwa : “Kemantapan dalam bekerja hendaknya  merupakan karakteristik pribadainya, sehingga pola hidup seperti ini terhayati pula oleh siswa sebagai pendidik. Kemantapan dan integritas pribadi ini  tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan tumbuh melalui suatu proses belajar yang sengaja diciptakan”. Kemantapan pribadi berpengaruh pada tugas, demikian juga  dengan kemantapan pribadi guru dalam proses belajar mengajar yang diselenggaraaknnya. Kemanatapan dan integritas harus dimiliki oleh setiap  guru demi tercapainya tujuan pendidikan.
2.    Peka Terhadap Perubahan dan Pembaharuan. Guru harus peka terhadap apa yang sedang berlangsung di nsekolah dan sekitarnya. Artinya  apa yang dilakukan di sekolah  tetap konsisten dengan kebutuhan  dan tidak ketinggalan jaman. Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan dapat menambah  atau mengurangi kurikulum  pelajaran sesuai dengan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah dan desentralisasi serta otonomi pendidikan yang berlaku saat ini.
3.    Berpikir Alternatif. Guru harus mampu berpikir kreatif dan berwawasan luas dalam memecahkan masalah yang dihadapi di sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut mampu berpikir secara alternatif , berpandangan kedepan dan berwawasan luas  dalam menyelesaikan  tugas dan permasalahan yang terjadi di sekolah agar diperoleh ketenangan dan aktivitas belajar mengajar berlangsung dengan tertib, aman, menyenangkan  dan harmonis.
4.    Adil, Jujur dan Objektif Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jujur berarti  tulus ikhlas menjalanakan fungsinya saebagai guru  sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku. Objektif artinya menjalankan aturan dan kriteria yang telah ditetapkan tanpa pilih kasih.
5.    Disiplin dalam Melaksanakan Tugas. Disiplin  muncul dari  kebiasaan hidup dan kehidupan yang teratur, serta mencintai dan menghargai pekerjaannya, disiplin memerlukan propses pendidikan dan pelatihan nyang memadai. Untuk itu maka guru memerlukan  pemahaman tentang  landasan Ilmu Pendidikan dan Keguruan.
6.    Ulet dan Tekun Bekerja. Keuletan dan ketekuanan bekerja  tanpa mengenal lelah  dan tanpa pamrih  merupakan sifat yang perlu dimiliki guru. Siswa akan memperoleh imbalan  dari guru yang menampilkan pribadi utuh, yang bekerja tanpa  pamrih dan tanpa mengenal lelah. Guru tidak mudah berputus asa. Guru harus ulet, dan tekun bekerja sehingga program pendidikan yang telah  ditetapkan dapat berjalan   dengan baik.
7.    Berusaha Memperoleh Hasil Kerja yang Baik. Dalam mencapai hasil kerja guru diharapkan selalu meningkatkan kemamapuan diri, mencarai cara baru, agar mutu pendidikan selalu meningkat, pengetaahuan umum yang dimilikinya selalu bertambah dengan menambah   bacaan di luar buku pelajaran. Dengan adanya usaha untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan keterampilan, maka kemampuan guru  akan bertambah pula  sehingga tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam proses belajar mengajar.
8.    Simpatik, Menarik, Luwes, Bijaksana, dan Sederhana. Sifat Kemampuan Pribadi Guru dalam  Proses belajar Mengajar, memerlukan kematangan pribadi, kedewasaan sosial, pengalaman hidup bermasyarakat, pengalaman belajar yang memadai, khususnya pengalaman dalam praktek mengajar. Oleh karena itu guru harus menguasai benar hal-hal yang berhubungan dengan  sifat Simpatik, Menarik, Luwes, Bijaksana, dan Sederhana seperti disebutkan diatas.
9.    Bersifat Terbuka. Guru diharaapkan dapat menampung aspirasi  berbagai pihak sehingga sekolah dapat berfungsi sebagai agen pembanagunan dan guru  berperan sebagai pendukungnya. Guru juga dituntut  berusaha meningkatkan  serta memperbaiki suasana kehidupan  sekolah berdasarkan kebutuhan dan tuntutan berbagai pihak.  Dengan demikian sifat terbuka akan dapat terwujud melalui proses belajar mengajar yang demokratis.
10. Kreatif. Guru kreatif maksudnya guru harus mampu melihat berbagai kemungkinan yang menurut perkiraannya  sama baik. Kreativitas berhubungan erat dengan kecerdasan. Untuk mendapatkan kreativitas yang tinggi, guru harus lebih banyak bertanya, belajar dan berdedikasi tinggi.
11. Berwibawa. Seorang guru harus berwibawa. Dengan adanya kebwibawaan proses belajar-mengajar akan dapat terlaksana  dengan baik, siswa mematuhi apa yang ditugaskan oleh guru.

TUGAS UTAMA GURU Depdikbud (1984:7) :
1.    Tugas profesional yaitu mendidik dalam rangka menyumbangkan kepribadian, mengajar dalam rangka menyimbangkan kemampuan berpikir, kecerdasan dan melatih dalam  rangka membina keterampilan.
2.    Tugas menusiawi, yaitu membina anak didik dalam rangka meningkatkan danmengembangkan martabat diri sendiri, kemampuan manusia yang optimal serta pribadi yang mandiri.
3.    Tugas kemasyarakatan, yaitu dalam rangka mengembangkan terbentuknya masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
FUNGSI-FUNGSI GURU  KDM :
1.    Guru sebagai pengelola proses KBM. Kelas merupakan suatu organisasi yang semestinya dikelola dengan baik, mengacu pada fungsi-fungsi administrasi yang ada dan berlaku.
2.    Guru sebagai moderator. Menurut aliran baru dalam bidang pendidikan guru diharapkan bukan sebagai penyampaian materi semata tetapi juga lebih sebagai moderator, yaitu pengatur lalu lintas pembicaraan, jika ada jalur pembicaraan yang tidak dapat di selesaikan oleh siswa-siswi, maka gurulah yang wajib mendamaikan perselisihan tersebut.
3.    Guru sebagai motivator. Siswa adalah manusia yang di tempeli oleh sifat “memilih yang serba enak” dari pada harus susah-susah. Jika guru tidak dapat memancing kemauna siswa untuk aktif maka guru itu sendiri yang akan merasakan kesulitan dalam proses pembelajaran kerena dapat ditebak bahwa siswa akan pasif tanpa inisiatif.
4.    Guru sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator memberikan kemudahan dan sarana kepada siswa agar dapat aktif belajar sesuai dengan  kemampuannya.
5.    Guru sebagai evaluator. Guru sebagai evaluator berperan setiap kegiatan selalu diikuti oleh motivasi jika orang-orang yang terlibat dalam kegiatan menginginkan terjadinya peningkatan atas kegiatan itu pada masa-masa yang akan datang.
           
KEMAMPAUAN DASAR MENGAJAR GURU DITUNJUKKAN OLEH :
1.     Menggunakan metode, media, bahan yang sesuai dengan tujuan mengajar.
2.     Berkomunikasi dengan siswa.
3.     Mendemonstrasikan khasanah metode mengajar.
4.     Mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam pengajaran.
5.     Mendemonstrasikan penguasaan materi pelajaran dan relevansisnya.
6.     Mengorganisasikan waktu, ruang dan perlengkapan pengajaran.
7.     Melaksanakan evaluasi pencapaian siswa dalam proses belajar-mengajar.

INDIKATOR KEMAMPUAN GURU adalah :
1.       Tingkat pendidikan (Ijazah pendidikan formal dan tambahan sertifikat penataran atau krusus-kursus lainnya),
2.       Pengalaman belajar, dan
3.       Keperibadian guru.

KEMAMPAUAN DASAR MENGAJAR GURU (Dirjen Dikti 1984:20); 
1.      Mampu Berkomunikasi dengan siswa.
2.      Mampu Mendemonstrasikan metode mengajar.
3.      Mampu Mendorong dan menggalakkan keterampilan siswa
4.      Mampu Mendemonstrasikan penguasaan materi pelajaran dan relevansisnya.
5.      Mampu Mengorganisasikan waktu, ruang, bahan dan perlengkapan pengajaran.
6.      Mampu Melaksanakan evaluasi pencapaian belajar siswa dalam proses belajar-mengajar.

KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR GURU MELIPUTI :
1.    Kemampuan Menggunakan Metode dan Media Pengajaran
2.    Metode yang Digunakan Sesuai Dengan Tujuan Pengajaran 
3.    Metode yang Digunakan Sesuai Dengan Situasi Siswa
4.    Metode yang Digunakan Disesuaikan Dengan Fasilitas
5.    Kemampuan Berkomunikasi Dengan Siswa ditandai dengan : 
1).  Memperhatikan situasi dan kondisi siswa
2).  Memperhatikan kepentingan dan keinginan siswa.
3).  Tidak memisahkan diri dari siswa.
4).  Tidak menganggap siswa lebih rendah.
5).  Melakukan pembicaraan sepenuhnya.
6).  Melakukan kontak batin.
    
6.    Kemampuan Menggunakan  Metode Mengajar
1.       Selalu berorientai pada tujuan
2.       Tidak hanya terikat pada satu alternatif saja
3.       Kkerap dipergunakan satu kombinasi dari berbagai metode
4.       Juga kerap kali dipergunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lainnya.

GURU MEMILIH DAN MENGGUNAKAN METODE YANG TEPAT/COCOK Sofyan Aman (1982;16):
1.    Metode tanya jawab
2.    Metode diskusi
3.    Metode karyawisata
4.    Metode inkuiri
5.    Metode pemecahan masalah
6.    Metode ceramah bervariasi
7.    Metode simulasi
8.    Metode permainan (game)
9.    Metode bermain peran (role playing)

Kemampuan Melibatkan Siswa dalam Pembelajaran.
1.    Pemberitahuan tujuan pengajaran yang akan di capai.
2.    pengajak atau mengundang siswa untuk mengungkapkan pengalamannya.
3.    Mengundang siswa untuk bertanya.
4.    Memberikan penguatan seperti memberikan oujian, penghargaan dan lain-lain. 

7.      Kemampuan Menguasai Materi Pelajaran
8.      Kemampuan Mengatur Waktu, Ruang dan Bahan Pengajaran.
9.      Kemampuan  Melaksanakan  Evaluasi Belajar
1)      Garis-garis besar program pengajaran. (GBPP)
2)      Sejauh mana materi palajaran yang telah di sampaikan.
3)      Waktu yang tepat untuk melaksanakan evaluasi.
4)      Tingkat kesukaran materi evaluasi.
5)      Fasilitas belajar yang di perlukan.
6)      Prinsip-prinsip evaluasi dan sebagainya.

Ciri-Ciri KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR
  1. Memperhatikan integritas pribadinya.
  2. memahami konsep-konsep dasar keilmuan untuk berpikir ilmiah dan bersikap profesional.
  3. memahami murid dengan prilaku yang simpatik.
  4. memahami hakekat dan penyelengaraan pendidikan.
  5. memahami proses pengembangan kurikulum.
  6. menguasai bahan atau materi pelajaran.
  7. merancang proses belajar mengajar
  8. melaksanakan peranannya dalam bimbingan dan penyuluhan.
  9. menyelengarakan administarsi sekolah.
  10. memanfaatkan kondisi lingkungan sekolah muatan lokal demi kelangsungan proses belajar mengajar.
  11. mengadakan penelitian sederhana.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  KESIAPAN BELAJAR  
a.    Faktor Fisik.
b.    Faktor Psikis
c.    Faktor Lingkungan Tempat Tinggal
d.    Faktor Bahan/Materi Pelajaran

DASAR MENGAJAR YANG DITUNTUT DARI SEORANG GURU
 
a.       Mampu manjabarkan bahan pengajaran dalam berbagai bentuk,
b.       Mampu merumuskan Tujuan Intruksional kognitif tingkat tinggi seperti analisis, sistensis, evaluasi, dan aplikasi.
c.       Menguasai cara-cara belajar yang efektif
d.       Memiliki sikap yang positif terhadap tugas profesionalnya
e.       Terampil membuat alat peraga sesuai dengan kebutuhan pelajaran yang diasuhnya.
f.        Terampil menggunakan metode-metode mengajar
g.       Terampil menggunakan model mengajar yang menumbuhkan CBSA sehinga di peroleh hasil belajar yang optimal.
h.      Terampil melakukan intraksi
i.        Memahami sifat dan karateristik siswa
j.         Terampil menggunakan sumber-sumber belajar
k.       Terampil mengelola kelas atau memimpin siswa belajar.



KINERJA GURU
Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang, dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya.
Sorotan tersebut lebih bermuara kepada ketidakmampuan guru didalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga bermuara kepada menurunnya mutu pendidikan. Kalaupun sorotan itu lebih mengarah kepada sisi-sisi kelemahan pada guru, hal itu tidak sepenuhnya dibebankan kepada guru, dan mungkin ada system yang berlaku, baik sengaja ataupun tidak akan berpengaruh terhadap permasalahan tadi.

Banyak hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan kita, bagaimana kinerja guru akan berdampak kepada pendidikan bermutu. Kita melihat sisi lemah dari system pendidikan nasional kita, dengan gonta ganti kurikulum pendidikan, maka secara langsung atau tidak akan berdampak kepada guru itu sendiri. Sehingga perubahan kurikulum dapat menjadi beban psikologis bagi guru, dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat perubahan tersebut. Hal ini sangat dirasakan oleh guru yang memiliki kemampuan minimal, dan tidak demikian halnya guru professional.
Selain itu, kinerja guru juga sangat ditentukan oleh output atau keluaran dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sebagai institusi penghasil tenaga guru, LPTK juga memiliki tanggungjawab dalam menciptakan guru berkualitas, dan tentunya suatu ketika berdampak kepada pembentukan SDM berkualitas pula. Oleh sebab itu LPTK juga memiliki andil besar di dalam mempersiapkan guru seperti yang disebutkan diatas, berkualitas, berwawasan serta mampu membentuk SDM mandiri, cerdas, bertanggungjawab dan berkepribadian.
Harapan ke depan, terbentuk sinergi baru dalam lingkungan persekolahan, dan perlu menjadi perhatian adalah terjalinnnya kinerja yang efektif dan efisien disetiap struktur yang ada dipersekolahan. Kinerja terbentuk bilamana masing-masing struktur memiliki tanggungjawab dan memahami akan tugas dan kewajiban masing-masing.
Era reformasi dan desentralisasi pendidikan menyebabkan orang bebas melakukan kritik, titik lemah pendidikan akan menjadi bahan dan sasaran empuk bagi para kritikus, adakalanya kritik yang diberikan dapat menjadi sitawar sidingin di dalam memperbaiki kinerja guru. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan pula akan dapat membuat merah telinga guru sebagai akibat dari kritik yang diberikan, hal ini dapat memberikan dampak terhadap kinerja guru yang bersangkutan.
Apapun kritik yang diberikan, apakah bernilai positif atau negative kiranya akan menjadi masukan yang sangat berarti bagi kenerja guru. Guru yang baik tidak akan pernah putus asa, dan menjadi kritikan sebagai pemicu baginya di dalam melakukan perbaikan dan pembenahan diri di masa yang akan datang. Kritik terhadap kinerja guru perlu dilakukan, tanpa itu bagaimana guru mengetahui kinerja yang sudah dilakukannya selama ini, dengan demikian akan menjadi bahan renungan bagi guru untuk perbaikan lebihlanjut.
Indikator suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat sumber daya manusianya, dan indicator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Semakin tinggi sumber daya manusianya, maka semakin baik tingkat pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu indicator tersebut sangat ditentukan oleh kinerja guru.
Bila kita amati di lapangan, bahwa guru sudah menunjukan kinerja maksimal di dalam menjalan tugas dan fungsinya sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Akan tetapi barangkali masih ada sebagian guru yang belum menunjukkan kinerja baik, tentunya secara akan berpengaruh terhadap kinerja guru secara makro.
Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggungjawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggungjawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggungjawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi.
Kinerja guru dari hari kehari, minggu ke minggu dan tahun ke tahun terus ditingkatkan. Guru punya komitmen untuk terus dan terus belajar, tanpa itu maka guru akan kerdil dalam ilmu pengetahuan, akan tetap tertinggal akan akselerasi zaman yang semakin tidak menentu. Apalagi pada kondisi kini kita dihadapkan pada era global, semua serba cepat, serba dinamis, dan serba kompetitif.
Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan nawaitu yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini. Semoga.