icon

icon
Selamat Datang Di blog Aku .

Monday 18 June 2012

Rumus Bangun Datar

Rumus Bangun Datar


2010
02.05
  • Rumus Persegi
Luas = Sisi (s)2
Keliling = Sisi (s) x 4
images
  • Rumus Persegi Panjang
Luas = Panjang (p) x Lebar (l)
Keliling = Panjang (p) x 2 + Lebar (l) x 2
009
  • Rumus Segitiga
Luas = ½ x Alas (a) x Tinggi (t)
Panjang sisi miring segitiga siku-siku dicari dengan rumus Phytagoras (A2 + B2 = C2)
003
  • Rumus Jajar Genjang
Luas = Alas (a) x Tinggi (t)
004
  • Rumus Trapesium
Luas = ½ x jumlah sisi sejajar x tinggi (t)
007
  • Rumus Layang-layang
Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
LAYANG
  • Rumus Belah Ketupat
Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
001
  • Rumus Lingkaran
Luas = π (pi) x jari-jari (r)2
000

Cara Mengajar Matematika

Bagaimana Cara Mengajar Matematika Yang Baik???

Bagaimana sech cara mengajar matematika yang baik itu???
Bila pertanyaan ini diajukan pada guru matematika, tentunya akan dijawab berdasarkan pengalaman. Bila pertanyaan itu diajukan pada guru yang bukan matematika, pasti jawabannya juga berdasarkan pengalamannya mengajar bidang lain. Namun bila pertanyaan tersebut diberikan kepada sembarang orang pasti jawabannya berdasarkan pengalaman saat menjadi siswa sekolah dulu.
Hingga saat ini tidak ada literatur dan para ahli yang mengemukakan tentang cara yang efektif dalam mengajar matematika. Cara apapun yang digunakan ada kelebihan dan kelemahannya. Yang saya maksud “cara mengajar” di sini meliputi metode atau teknik mengajar dan pendekatan pembelajaran.
Pertanyaan tentang bagaimana mengajar, dapat diartikan bagaimana sech sebenarnya agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai?? Tujuan pembelajaran tersebut dapat berupa tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjangnya adalah bahwa siswa dapat mengambil nilai-nilai matematika dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah bahwa siswa diharapkan dapat memahami pelajaran matematika dan mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.
Pertama: Gurunya itu sendiri bagaimana???
Apakah guru yang akan mengajarkan matematika itu kompeten, layak, sesuai keahliannya?? Seorang guru matematika dikatakan kompeten bukan hanya teruji dari kemampuannya dalam menguasai materi saja, tapi juga apakah ia mampu menyampaikan materi itu pada siswa?? Syarat minimal seorang guru bisa menyampaikan materi yaitu bisa bicara di depan siswa untuk menyampaikan apa yang dipahaminya. Banyak yang mengerti dan paham tentang matematika, namun sukar untuk bisa menyampaikannya ke orang lain.
Seorang guru yang pemahaman materinya dan penyampainnya bagus pun masih perlu belajar, memperkaya diri dengan banyak membaca, tak berpuas diri dengan kemampuan yang sudah dimiliki, dan tentunya perlu melakukan persiapan sebelum pembelajaran. Sehebat apapun seorang guru, bila mengajarnya tidak dipersiapkan, saya pesimis tujuan pembelajaran itu akan tercapai.
Kedua: Siswanya itu bagaimana??
Yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yang akan mengajar matematika adalah bahwa siswa yang belajar matematika itu kemampuannya beragam. Ada yang cepat menangkap pelajaran, ada yang biasa saja, dan ada yang kurang cepat. Mereka semua, pastinya ingin bisa matematika yang mereka pelajari.
Seringkali yang terjadi, guru menerangkan dengan tempo yang sangat cepat, sesuai kecepatannya dalam memahami materi, kurang memperhatikan apakah siswanya dapat mengikutinya atau tidak. Guru menerangkan seenaknya saja. Tindakan seperti ini, kemungkinan besar hanya bisa diikuti oleh sebagian kecil siswa saja, hanya yang pandai saja. Sedangkan sebagian siswa yang lain, akan merasa terseret-seret, tak sanggup mengejar kecepatan guru dalam menerangkan. Sehingga guru harus mempunyai jiwa kesabaran, ketabahan, rasa kasih sayang dan empati pada siswa. Ingat, siswa juga manusia yang perlu diperlakukan secara manusiawi, perlu dihargai. Bagaimanapun kemampuan mereka.
Oleh karena itu saya mengajak pada bapak/ ibu guru atau siapapun pengajar matematika ataupun para calon pengajar matematika untuk memposisikan diri kita pada posisi siswa. Bayangkan bila Anda tak mengerti akan sesuatu, padahal Anda ingin sekali mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang sesuatu itu, karena Anda ingin bisa. Bayangkan pula, bagaimana perasaan Anda, bila yang menjelaskannya sangat cepat, kurang memperhatikan Anda, tak mempedulikan Anda bisa mengerti atau tidak. Pastinya, sakit rasanya, pedih hati Anda dibuatnya, saya jamin Anda pasti merasa sengsara, Anda akan merasakan yang namanya penderitaan batin. Rasanya, tak bisa dibayangkan, sengsara seumur-umur. Anda akan merasa bodoh, minder, takut, dan sebagainya. Nah, siswa juga SAMA seperti Anda yang butuh mengerti sesuatu (dalam hal ini Matematika).
Oh iya, banyak juga guru yang hanya memperhatikan siswa-siswanya yang pandai saja. Siswa yang pandai dijadikan tolak ukur apakah yang ia sampaikan itu dapat diikuti atau tidak. Guru semacam ini asyik menjelaskan, asyik menyampaikan materi. Untuk mengecek apakah siswanya mengerti atau tidak, ia hanya mengecek pada siswa yang pandai saja. Akibatnya, banyak siswa lain tak dapat mengikuti pembelajaran, siswa lain tak mengerti materi yang mereka pelajari.
Ketiga: Sarana dan prasarana pembelajarannya bagaimana??
Hal ini pun sedikit banyaknya berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran. Yang saya maksud sarana dan prasarana di sini bisa meliputi: kelayakan tempat belajar (ruang kelas, ada-tidaknya laboratorium, dsb), ketersediaan alat-alat belajar (papan tulis, buku text, dsb), ketersediaannya media pembelajaran, dsb.